Click to set custom HTML
zat radioaktif ditemukan pada brokoli dan susu asal jepang
[TOKYO] Materi radioaktif yang melebihi batas hukum atau aturan terdeteksi pada sayuran berjenis brokoli dan susu mentah di area pabrik nuklir di Jepang. Susu yang tercemar tersebut berasal dari dari Perfektur Ibaraki dan brokoli tersebut berasal dari Fukushima daerah dimana pabrik nuklir tersebut berada.
Masalah radioaktif tersebut menjadi perhatian utama di Jepang termasuk masalah keamanan dari makanan dari kota terdekat setelah dilakukan mekanisme pendinginan di pabrik nuklir No.1 di Fukushima setelah gempa bumi berkekuatan 9.0 skala richter dan tsunami terjadi.
Kementerian Pertanian Perancis di Paris telah memperingatkan Uni Eropa untuk memberlakukan kontrol secara sistematik pada semua produk impor dari Jepang yang akan memasuki kawasan Eropa, mengingat ketakutan akan kontaminasi nuklir.
Selanjutnya, susu yang terkontaminasi juga ditemukan di Fukushima. Sementara, sayuran bayam yang tercemar radioaktif telah ditemukan sebelumnya di wilayah Ibaraki.
Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif dari sebuah inti atom yang tidak mantap secara spontan disebut radioaktivitas. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif. Gejala radiokativitas sangat berperan dalam pengembangan Fisika nuklir. Radioaktivitas ditemukan oleh ahli fisika Prancis bernama H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi dengan uranium. Dia menemukan bahwa bila garam Uranium bersentuhan dengan lempengan fotografik terjadi penghitaman sama seperti pada sinar-X. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan.
Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium,dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas.
Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch blend (bijih uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi.
Ada tiga aspek radioaktivitas yang luar biasa jika dipandang dari segi fisika klasik:
Satuan aktifitas inti adalah curie;
1 curie (Ci) = 3,7 x 10 10 peluruhuan /detik
Aktifitas inti (R), sering dinyatakan dalam besaran λ yang menyatakan probabilitas (peluang) meluruhnya inti tiap detik;
R = λ N……………………………….(1)
Dengan N menyatakan banyaknya inti, Jadi jika ada 1023 inti radioaktif dan peluang tiap inti meluruh per detik adalah 10-12 maka aktifitas intinya adalah 1023 x 10-12 = 1011 inti/detik atau sama dengan 2,7 Ci.
Aktifitas inti R dapat juga dipandang sebagai laju perubahan inti radiokatif.
R = – dN/dt ……………………………….(2)
Tanda negatif menunjukkan bahwa semakin lama N semakin kecil.
Dari persamaan (1) dan (2) kita peroleh :
λ N = – dN/dt
atau λ dt = – dN/N…………………………….(3)
Anggap ketika t = 0 banyaknya inti adalah No dan pada waktu t banyak inti adalah N.
Dengan mengintegrasi persamaan (3) kita peroleh :
λ dt = -
λ t = – ln N + ln No
- λ t = ln
N = No e …………………….(4)
Persamaan (4) dinamakan persamaan peluruhan radioaktif eksponensial. Dimana λ dinamakan konstanta peluruhan. Persamaan ini menunjukkan bagaimana sejumlah bahan radiokatif meluruh terhadap waktu.
Untuk menghitung No suatu inti radioaktif tidaklah mudah oleh karena itu bentuk persamaan (4) haruslah diubah kedalam besaran yang dapat diukur.
Kalikan kedua ruas persamaan (4) dengan λ.
λN = λNo e …………………….(5)
dengan Ro = λNo merupakan aktifitas awal dan R = λN
Besaran R dan Ro dapat diukur dengan alat pencacah yaitu dengan mengukur berapa banyak radiasi yang terjadi tiap detiknya.
Salah satu sifat unik dari inti atom adalah kemampuannya bertransformasi seacara spontan dari satu inti dengan nilai Z dan N tertentu ke inti yang lain. Ada tiga jenis radiasi yaitu radiasi α,β dan γ.
It = I0 e-µt
Dengan :
I = Aktivitas Zat radioaktif dengan penghalang
I = Aktivitas Zat radioaktif tanpa penghalang
t = tebal bahan penghalang
µ = koefisien daya tembus bahan
Masalah radioaktif tersebut menjadi perhatian utama di Jepang termasuk masalah keamanan dari makanan dari kota terdekat setelah dilakukan mekanisme pendinginan di pabrik nuklir No.1 di Fukushima setelah gempa bumi berkekuatan 9.0 skala richter dan tsunami terjadi.
Kementerian Pertanian Perancis di Paris telah memperingatkan Uni Eropa untuk memberlakukan kontrol secara sistematik pada semua produk impor dari Jepang yang akan memasuki kawasan Eropa, mengingat ketakutan akan kontaminasi nuklir.
Selanjutnya, susu yang terkontaminasi juga ditemukan di Fukushima. Sementara, sayuran bayam yang tercemar radioaktif telah ditemukan sebelumnya di wilayah Ibaraki.
Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif dari sebuah inti atom yang tidak mantap secara spontan disebut radioaktivitas. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif. Gejala radiokativitas sangat berperan dalam pengembangan Fisika nuklir. Radioaktivitas ditemukan oleh ahli fisika Prancis bernama H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi dengan uranium. Dia menemukan bahwa bila garam Uranium bersentuhan dengan lempengan fotografik terjadi penghitaman sama seperti pada sinar-X. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan.
Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium,dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas.
Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch blend (bijih uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi.
Ada tiga aspek radioaktivitas yang luar biasa jika dipandang dari segi fisika klasik:
- Bila inti mengalami peluruhan alfa dan beta, bilangan atomik Z berubah dan menjadi unsur yang berbeda. Jadi unsur tidak tetap.
- Energi yang dikeluarkan selama peluruhan radioktif timbul dari inti individual tanpa eksitasi eksternal, bukan seperti radiasi atomik. Bagaimana hal ini terjadi setelah Einstein mengusulkan kesetaraan massa dan energi, barulah teka-teki ini dapat dipahami.
- Peluruhan radioaktif adalah proses statistik yang memenuhi teori kemungkinan, tidak ada hubungan sebab akibat, yang terkait dalam peluruhan inti, hanya kemungkinan persatuan waktu. Fisika klasik tidak dapat menjelaskan prilaku seperti itu, walaupun hal ini dapat masuk dengan baik dalam kerangka fisika kuantum.
Satuan aktifitas inti adalah curie;
1 curie (Ci) = 3,7 x 10 10 peluruhuan /detik
Aktifitas inti (R), sering dinyatakan dalam besaran λ yang menyatakan probabilitas (peluang) meluruhnya inti tiap detik;
R = λ N……………………………….(1)
Dengan N menyatakan banyaknya inti, Jadi jika ada 1023 inti radioaktif dan peluang tiap inti meluruh per detik adalah 10-12 maka aktifitas intinya adalah 1023 x 10-12 = 1011 inti/detik atau sama dengan 2,7 Ci.
Aktifitas inti R dapat juga dipandang sebagai laju perubahan inti radiokatif.
R = – dN/dt ……………………………….(2)
Tanda negatif menunjukkan bahwa semakin lama N semakin kecil.
Dari persamaan (1) dan (2) kita peroleh :
λ N = – dN/dt
atau λ dt = – dN/N…………………………….(3)
Anggap ketika t = 0 banyaknya inti adalah No dan pada waktu t banyak inti adalah N.
Dengan mengintegrasi persamaan (3) kita peroleh :
λ dt = -
λ t = – ln N + ln No
- λ t = ln
N = No e …………………….(4)
Persamaan (4) dinamakan persamaan peluruhan radioaktif eksponensial. Dimana λ dinamakan konstanta peluruhan. Persamaan ini menunjukkan bagaimana sejumlah bahan radiokatif meluruh terhadap waktu.
Untuk menghitung No suatu inti radioaktif tidaklah mudah oleh karena itu bentuk persamaan (4) haruslah diubah kedalam besaran yang dapat diukur.
Kalikan kedua ruas persamaan (4) dengan λ.
λN = λNo e …………………….(5)
dengan Ro = λNo merupakan aktifitas awal dan R = λN
Besaran R dan Ro dapat diukur dengan alat pencacah yaitu dengan mengukur berapa banyak radiasi yang terjadi tiap detiknya.
Salah satu sifat unik dari inti atom adalah kemampuannya bertransformasi seacara spontan dari satu inti dengan nilai Z dan N tertentu ke inti yang lain. Ada tiga jenis radiasi yaitu radiasi α,β dan γ.
- Partikel- partikel α adalah atom helium yang terionisasi rangkap yaitu atom-atom helium tanpa kedua elektron. Jadi suatu partikel α bermuatan dua kali muatan inti atom hidrogen dan diberi simbol
- Sinar-sinar β terdiri dari elektron-elektron biasa dengan massa sama dengan dari massa suatu proton. Partikel β membawa suatu muatan negatif dan massanya dapat diabaikan dan diberi simbol
- Sinar-sianr γ adalah gelombang-gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinar x dan tidak bermuatan.
- Radiasi-radiasi ini mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi itu mempengaruhi plat-plat fotografi, menyebabkan sintilasi pada layar-layar yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia
- bila radiasi telah dipancarkan maka terbentuklah elemen-elemen baru yang biasanya juga bersifat radioaktif
- Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan
- pemancaran tidaklah selalu segera tapi dapat meliputi suatu priode waktu.
It = I0 e-µt
Dengan :
I = Aktivitas Zat radioaktif dengan penghalang
I = Aktivitas Zat radioaktif tanpa penghalang
t = tebal bahan penghalang
µ = koefisien daya tembus bahan